Pernah nggak sih, kamu meraih sesuatu yang sebenarnya membanggakan—lulus dengan nilai bagus, dapat promosi kerja, atau berhasil menjalankan bisnis kecil-kecilan—tapi di dalam hati justru merasa nggak layak? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami impostor syndrome.
Impostor syndrome adalah perasaan meragukan diri sendiri dan merasa tidak pantas atas pencapaian yang diraih, walaupun kenyataannya kamu sudah bekerja keras dan pantas mendapatkannya. Perasaan ini sering kali muncul diam-diam, terutama pada perempuan yang sering “diajar” untuk rendah hati, nggak sombong, dan tidak terlalu menonjolkan diri.
Kenapa Banyak Perempuan Mengalaminya?
Banyak perempuan tumbuh dalam lingkungan yang penuh ekspektasi: harus pintar, rapi, kalem, produktif, sekaligus cantik. Ketika berhasil di satu hal, kita cenderung meremehkannya—“Ah, ini cuma kebetulan aja,” atau “Orang lain pasti lebih hebat dari aku.”
Faktor sosial dan budaya juga berperan. Perempuan kadang merasa harus membuktikan diri dua kali lipat dibanding laki-laki, terutama di lingkungan kerja atau ruang publik. Akhirnya, saat sukses datang, kita malah mempertanyakan diri sendiri.
Tanda-Tanda Kamu Mengalami Impostor Syndrome
-
Sering merasa keberhasilanmu cuma karena keberuntungan, bukan karena kemampuan.
-
Takut ketahuan “sebenarnya kamu nggak sekompeten itu.”
-
Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain.
-
Sulit menerima pujian.
-
Merasa harus bekerja lebih keras dari orang lain agar terlihat “layak.”
Kabar Baiknya: Kamu Bisa Pulih
-
Sadari bahwa kamu nggak sendirian.
Banyak perempuan—termasuk mereka yang kamu anggap inspiratif—pernah mengalami hal yang sama. Ini bukan tanda kamu lemah, tapi manusiawi. -
Ubah cara bicaramu ke diri sendiri.
Daripada bilang “Aku nggak bisa,” coba ubah menjadi “Aku sedang belajar.” Beri ruang bagi diri untuk berkembang tanpa harus sempurna. -
Rayakan pencapaian, sekecil apa pun itu.
Mulai biasakan untuk bilang “Terima kasih” saat mendapat pujian, tanpa harus buru-buru merendahkan diri. -
Ingat prosesnya, bukan cuma hasilnya.
Kamu sampai di titik ini bukan karena keberuntungan semata. Ada kerja keras, konsistensi, dan keberanian yang kamu bangun setiap hari. -
Berbagi cerita dengan orang yang bisa dipercaya.
Kadang, dengan bicara ke teman, mentor, atau bahkan terapis, kamu bisa mulai melihat dirimu dari sudut pandang yang lebih jernih.
Kamu Pantas. Kamu Layak.
Impostor syndrome bukan akhir dari segalanya. Justru, mengenal dan mengakui perasaan ini bisa jadi awal dari perjalanan mencintai dan menerima diri sendiri lebih dalam. Jangan tunggu sampai kamu “sempurna” untuk percaya pada dirimu. Kamu layak merasa cukup, hari ini juga.
✨ Kamu nggak sendirian. Dan ya, kamu bisa pulih.